Kamis, 19 Januari 2012

INDONESIA MENANGIS



Aku merintih perih
Saat hujan mengguyurku tanpa belas kasih
Dahulu..
Rambut hijau melindungiku dari terpaan angin, matahari dan hujan
Kini semua telah tiada...
Yang ada hanyalah kegersangan tiada tara
Gedung pencakar langit menunjukkan kemegahan
Berdiri di atas tubuhku yg ringkih
Aku telah menangis....
Menggenangi jalan yg kau lewati
Namun kau tak jua mengerti....
Emas berlian yg menghias tubuh indahku
Kau renggut dengan perlahan
Haruskah ku tumpahkan segala kemarahanku?
Meluapkan semua isi hatiku
Hingga lahar panas kan menghancurkan gedung-gedung kokohmu
Memusnahkan semua yg kau miliki
Ingin ku tenggelamkan tubuhkan dalam samudra
Namun ku tak pernah bisa.............
Ku tahu.......
Meski kau tak lagi peduli akan ku
Masih ada orang-orang yg mengasihiku
Dengan pepohonan hijau yg mereka tanam
Membuat sbagian tubuhku sejuk terlindungi
Membuatku merasa berarti...
Hingga harapan terbersit dalam hati
Suatu saat kau akan mengerti
Dan berkata dalam hati...
“AKU KAN MENJAGA INDONESIAKU
KARENA IALAH PIJAKAN HIDUP DAN MATIKU”

(Surabaya Indah, 15 Januari 2012)

PASIR PUTIH, AKU DARAHMU


Selamat datang Pasir Putih
Akulah seorang dari daerahmu
Dengan ketahanan yang ada pada dirimu
Ku hidup dari daerahmu
Oh Pasir Putih…
Akulah darah dagingmu daerahmu
Ku takkan melupakan daerahku
Yang penuh dengan kebersamaan
Beberapa tahun ku berada di perantauan
Tanpa kembali ke darahku
Tapi…ku selalu ingat daerahku
Daerah tercinta yang penuh dengan cinta
Hariku selau dibuai dengan ingatan panjang
Yang selalu terngiang dengan daerahku
Oh Pasir Putih…
Untaian Basmalah, Hamdalah, Takbir selalu kulantunkan
Untuk selalu kupadukan dengan ingatanku
Ya Allah Ya Robbi…….
Tolonglah hambamu ini dengan penuh pengharapan
Ku ingin selalu mencintai daerahku
Yang telah menjadi tempat asal darah daginku
Pasir Putih, Oh Pasir Putih
Daerah tercinta yang penuh kasih

 (Pantai Pasir Putih Indah Situbondo, 1 Ramadlan 1433/1 Agustus 2011)

ANTARA CINTA DAN DO’A


Do’a selalu mengitari jalan hidupku ini
Dengan Anugerah Cinta yang kau berikan
Kupadukan Do’a dan Cinta ini
Untuk selalu bersama-mu
Tanpa kusadari telah hilang dariku
Sebuah Alunan Penghayatan hidup
Yang selalu membuatku terpana
Lalu dengan apakah aku mengadu…?
Tetaplah dengan penuh pengharapan
Diantara keajaiban Cinta dan Do,a
Yang kita harapkan kepada allah


(Pinggir Rel KA Surabaya, 29 September 2011)




DIBALIK KEBISUAN INSAN


Kuhadapkan wajahku kepada Mentari
Tanpa patah kata ku ucapkan
Hanyalah gerak hati yang timbul pada diriku
Yang menjelaskan keadaan alam sekitar
Lambaian Nyiur diterpa angin sore
Telah membuat Kebisuan segalanya
Lalu kubawa Gerak Hati ini
Tuk menjalar ke seluruh Sukma ini
Dalam mengarungi hidup ini
Tanpa perantara apa-apa ku berjalan
Ku membisu tanpa patah kata
Tuk selalu Taqorrub kepada –Mu


(Djatim Expo, 25 November 2011)

Sabtu, 14 Januari 2012

SANJUNG MADAH AMPUNAN PARA PETAUBAT


Malam yang Sangat Senyap Sepi
Ku hadapkan hatiku menuju Ilahi Robbi
Hanyalah do’a yang ku panjatkan
Tuk menghapus Dosa yang bertumpukan
Aku hanyalah manusia yang lemah dan hina
Ku pasrahkan hatiku kepada-Mu
Ku lantunkan Kalam Qodim tuk bercengkrama Dengan-Mu
Ku alunkan Dzikir tuk Bermunajat dengan-Mu
Hai Para Petaubat..........
Mantapkan hatimu tuk menghadap Ilahi
Hanyalah kecintaan kepada sang Ilahi Robbi
Yang dapat meleburkan hatiku tuk selalu bersama sang pencipta
Rasa rindu yang sangat mendalam
Kepada sang pemberi kerinduan
Ku campurkan rasa rindu dengan kecintaan kepada-Mu
Sang penganugerah kecintaan kepada hamba-Nya
Usang sudah Amal-Amal hambamu ini
Yang selalu dilumuri dengan perbuatan dosa
Ku ingin perbaharui keusangan amal baik ini
Dengan selalu Bermunajat, Bercengkrama, Berdzikir kepada-Mu
Sudah saatnya kita bermuhasabah dengan keadaan kita
Dengan bekal ketakwaan dan keimanan
Sang Pencari Ridlo Allah akan selalu beusaha
Tuk menggapai keridloan dari sang pencipta

PERJUANGAN MENCARI ASA HIDAYAH KEHIDUPAN


Ku Tatap Kosong Pandangan ke depan tanpa tujuan
Ku Mantapkan Niat tuk Meggapai Kesempurnaan Sejati
Ku Berjalan Lunglai dengan membawa setumpuk Asa
Tapi, Bagaimanakah Hasilnya? NIHIL

Lalu Ku Coba tuk memalingkan niatku yang sejati
Ku Raih Secercah Asa tuk kembali menggapainya
Ku Tancapkan Asa Hidup tuk kembali menghidupkan gairah semangat
Tapi, Bagaimanakah Hasilnya? NIHIL

Aku Tak Patah Arang tuk kembali ke jalan yang sejati
Ku mantapkan niat kembali untuk meraih kesuksesan hidup
Ku berjalan penuh semangat tuk kembali kepada kesempurnaan
Kini telah tampak hasilnya……
Secercah Hidayah dapat ku raih dengan penuh perjuangan


(Gubuk Huffadz / 14 Januari 2012)

ZAID BIN TSABIT



Angin Semilir menghembuskan Dedaunan Pisang yang tumbuh
Tak Mampu ku menghadang derasnya angin itu
Pohon Pisang dan Pohon Mangga yang berdiri tegak
Di antara tempat yang begitu Mulia dan Barokah
Apa yang terjadi dan dimana tempat yang Barokah itu?
ZAID BIN TSABIT, Tempat Nun Jauh dari Hingar Bingar
Tumbuhan Pohon Jati, Pisang, Mangga, Terong, Cabai
Adalah di Sekeliling tempat yang mulia itu
Kini semuanya telah berubah
26 Januari 2000 telah Lampau Terlalui
Kini telah tumbuh tegak Bangunan Bertingkat Tinggi
Dari Puluhan Santri sampai menjadi Ratusan Santri
Dari Tulisan Tangan sampai Tekhnik Komputer
Dari Tidak ada Devisi sampai ada beberapa Devisi
Dari Segelintir Pengurus sampai beberapa banyak Pengurus
Itulah Perjalanan Wajah 11 tahun Zaid Bin Tsabit
Ku Terbayang angan tuk bisa mendapatkan Barokah
Dari tempat yang mulia itu hingga Masyayikhnya
Ku terdiam malu jika saya tak mampu
Meraih Cita yang agung sebagai Santri Sejati

(Maqbaroh Kanjeng Sunan Ampel Surabaya / 11 November 2011)