Terlelap….
Kadang
tertidur pulas
Tak kuat
menahan kantuk yang menyerangnya
Tertindas….
Kadang
terbuang
Terlalu banyak
rintangan yang menerkamnya
Sosok ibu tua
renta berjalan lunglai
Aura sayu
terpancar pada wajahnya
Badan kurus
kerontang tampak terlihat jelas
Tuk mengais
rezeki demi anaknya
Kau….
Wanita terbaik
Wanita
terdahsyat
Wanita
terbagus
Tanpa sadar kau
langkahkan kaki lemamhmu
Tanpa sadar
kau lambaikan tangan lemahmu
Mengais
sisa-sisa rezeki tuhan
Mencari asa
hidup yang sudah using
Tanpa lelah
kau berjalan lunglai
Debi di wajah
keriputmu tanpa disadarinya
Kau memang
terhebat
Kau memang
termulya
Kau memang
tertinggi
Asa membuncah
dengan penuh keceriaan
Secercah dana
secuil rezeki telah di genggaman
Namun….
Itu hanyalah
untuk anak tercintanya
Demi
menghidupi asa terbaiknya
Tersadar hati
ini
Tuk selalu
mengabdi kepadamu
Tuk selalu
menuruti perintahmu
Tersontak hati
ini
Tatkala kau
telah tiada
Tatkala kau
telah meninggalkan dunia
Namun….
Tersenyum
kalbu ini
Tatkala hatiku
berkata “ Kau Memang Wanita hebat tiada taranya “
Tatkala lisan
berucap “ kau memang wanita mulya tiada bandingnya “
Tatkala semua
orang berkata “ dia memang waita dahsyat tiada duanya “