Senin, 27 Agustus 2012

MENANTI KERINDUAN


Menangis…
Tertawa…
Tertunduk…
Terdiam…
Hm…kolaborasi hasrat yang mendalam
Syauq menjadi cair melebur
Menanti kerinduan darimu
Garis benang melacak kalbu
Aura mata yang begitu katup
Hingar bingar suara hati yang menyanyi
Tertunduk malu yang begitu dahsyat
Cinta…
Sayang…
Asa membuncah mengguling
Di persada hati yang begitu dalam
Hamparan kerinduan yang sempat terlena
Menangisi aura kepergiannya

KEHINAAN

Deraian angin yang berhembus
Menembus ruang kesunyian
Melawan arus kabut kehinaan
Menghindar…
Lalu bergerak…
Menuju langkah kepastian
Tumpahan asa yang berserakan
Lalu ku berucap “ Aku Telah Hina “
Mata batinku menangis sesenggukan
Tak rela tertawan dalam kenistaan
Sembah sujud yang berlanjut
Mengiringi malam heningku
Tuk bercengkrama dengan tuhanku

Jumat, 06 Juli 2012

SINAR MAGHFIROH


Usai…
Termakan waktu
Terbuai nafsu
Sesalku mulai Nampak
Gemerlap kalbu yang sangat Radikal
Laksana Fatamorgana yang sudah usang
Gumpalan Iman yang mulai kritis
Aplikasi Ihsan yang tak terkendali
Tanpa ku sadari…
Asa kemenangan tak terlihat
Sudah sirna semua itu
Ya Muqollibal Qulub
Dzat pembedah rahasia
Tunjukkanlah rahasia-Mu
Aku mulai tertegun dengan sikapku
Yang tak teratur yang selalu diatur
Syetan mulai menggelayutiku
Iblis mulai menemaniku
Ku bersimpuh kepada-Mu
Ighfir Dzunuby Ya Allah


GEMERLAP PENYESALAN


Langkah Lunglai tiada arah
Pakaian Usang, lusuh sudah tiada
Mata membengkak hampir buta
Hanya kedua tangan yang masih berada
Sanjung Madah ku panjatkan
Derap tasbih ku lantunkan
Kalam Ilahi ku dengungkan
Namun, mengapa masih Nihil Kalbuku?
Nanyian iblis terngiang di telingaku
Sandiwara syetan menari di anganku
Seakan mereka mengajakku untuk bersanding
Bongkahan dosa menyelimuti jiwa
Buntalan kesalahan mengiringi perjalanan
Tumpukan asa selalu ku panjatkan
Tuk menggapai kerelaan tuhan

SANDIWARA CINTA


Permainanmu…
Seakan sudah basi di hadapanku
Seakan sudah usang dalam lamunanku
Kebohonganmu…
Membuatku selalu terbuai air mata
Membuatku selalu tersakiti
Perselingkuhanmu…
Membuatku memerah mata
Membutaku mengerang hati
Ah…itu Cuma akalmu saja…
Kau terlalu bermain senang di atas penderitaanku
Kau terlalu menyandiwaraku
Hm…kau begitu egois
Di hadapanku kau begitu manis
Tapi, dibelakangku kau begitu sinis

Senin, 02 Juli 2012

PENGEMIS CINTA


Terlanjur suka
Terlanjur cinta
Terlanjur sayang
Namun, akhirnya menjadi hampa
Menari dalam kesedihan
Menyanyi diatas penderitaan
Berpesta dalam kehinaan
Aku hanya terdiam membisu
Tanpa patah kata apapun
Asaku menggebu membuntutimu
Lamunanku terpatri dalam relungku
Ikrar cinta tertahan dalam kalbuku
Sadar…Mantapkan…Langkahkan…
Gerak-gerik cinta yang diam tanpa makna
Pandangan aura kemesraan yang sudah usang
Tuk mendapatkan mahabbah darimu

DIA


Aku akan bersama DIA
Aku akan menemani DIA
Aku akan melindungi DIA
DIA, adalah Auraku
DIA, adalah Asaku
DIA, adalah Jiwaku
Aku bernafsu hati kepada DIA
Seakan menjadi melebur bersama DIA
Dalam satu cinta yang saling mengikat
Menjadikannya selalu teringat
Melamun…
Menghayal…
Aku telah Gila
Aku telah Pasrah
Bingung…
Galau…
Seakan mati suri karenanya
Luapan rindu yang belum membuncah
Membuatku menjadi gila, menjadi hampa