Deraian angin
yang berhembus
Menembus ruang
kesunyian
Melawan arus
kabut kehinaan
Menghindar…
Lalu bergerak…
Menuju langkah
kepastian
Tumpahan asa
yang berserakan
Lalu ku
berucap “ Aku Telah Hina “
Mata batinku
menangis sesenggukan
Tak rela tertawan
dalam kenistaan
Sembah sujud
yang berlanjut
Mengiringi
malam heningku
Tuk
bercengkrama dengan tuhanku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar