Menatap Malam yang
Sunyi Senyap
Tubuhku Kaku Tak
Berdaya
Ku hanya bisa Terdiam
Bisu Tanpa Patah Kata
Yang Kucari hanya
Kesadaran Hidup
Kuhadapkan Wajahku
kepada Mentari Pagi
Yang Muncul dengan
Aura yang Cemerlang
Namun, Mentari
Tak Kunjung Bersahabat
Dalam Kehampaan
yang Telah Terlewat
Aku Tercabik dalam
Jiwa yang Galau
Aku Terlena dalam
Raga yang Gundah
Aku Terpana dalam
Nafsu yang Menganga
Aku Tersontak dalam
Badan yang Gagah
Namun, Apa itu
semua
Hal yang Nihil
Tanpa Arah
Sesuatu yang Tak
Terurus Tanpa Pengarah
Dalam Kedamaian
Hidup yang Sengsara
Subhanallah,………
Telah Terlewat
Olehku
Cahaya Kerinduan
yang Terbang dengan Sayap Kehampaan
Sinar yang Cemerlang
dengan Tunggangan Pengharapan
Tujuan yang Mulya
dengan Kendaraan Kesuksesan
(Gubuk Reot, Nyamplong Krajan Pasir
Putih Situbondo / 01 Februari 2012)