Minggu, 08 April 2012

RINTIHAN BATIN


Termenung……..
Apa Yang Kau Pikirkan?
Apa Yang Kau Angankan?
Apa Yang Kau Renungkan?
Tersadar………..
Apa Yang Kau Perbuat?
Apa Yang Kau Lakukan?
Apa Yang Kau Kerjakan?
Terlewat…………
Bagaimana Nasibku?
Bagaimana Hasratku?
Bagaimana Lamunanku?
Segalanya Hancur Lebur Dalam Keheningan Kata
Tertegun Tanpa Kata Yang Tiada Makna
Sang Rembulan Katup Malu Menampakkan Dirinya
Sang Mentari Enggan Menyapanya
Sandaran Qolbu Yang Using Meringkih Nyawa
Ku Hantarkan Hasrat Lamunanku Menembus Alam Kalbu Yang Membara
Ku Lemparkan Angan Busuk Menuju Pelangi Pengharapan
Lalu ke berucap “ Ah……..Sampai Kapan Ku Harus Begini? “
Qolbu Mungilku Berucap “ Kau Harus Sukses. INGAT, Camkan Itu “
Kini Ku Malu Pada Batin Kecilku
Yang Selalu Membuatku Bahagia
Ingat…..Ingat….Ingat….
Sukses, Jalani Proses

KU KHITBAH KALAM-MU


Asaku Membuncah Di Samudera Qolbi
Saat Kicau Burung Menyambut Mentari
Engkau Bernyanyi Menggores Luka Yang Pedih Saat Ku Mengalun Ayat Suci
Di Dalam Sepi Bisu
Doaku Menelusuri Jalan Pintas
Menembus Dimensi Ruang
Menguapkan Sunyinya Di Belantara Malam
Namun… 
Masihkah Se-Baris, Se-Ayat, Se-Surat, Se-Juz, Bahkan Semua Ayat Suci
Yang Ku Punya Mampu Menggetarkan Kalbumu
Hingga Melukiskan Mimpi Indah Dalam Tidurku
Tuhanku, Aku Lenyapkan Jiwa Ragaku Tuk Selalu Tenggelam Dalam Mahabah-Mu Dan Alunan Kalam-Mu
Hingga Tak Ada Satupun Yang Mengganguku Dalam Jumpa-Mu
Hatinya Menggelepar Menahan Dahaga Rindu
Karena Cintaku Pada-Mu Sepenuh Kalbu
Kalam-Mu Yang Isinya Deras Mengalir Dan Memasuki Lubuk Kalbuku
Dan Menyuburkan Seluruh Asa Dalam Jalur Kehidupanku
Tersadar Hatiku Tuk Selalu Besama Al-Huda
Terbangun Dari Sakitku Tuk Selalu Bersama As-Syifa’
Teringat Akan Segalanya Agar Tetap Bersama Adz-Dzikr
Tergerak Langkah Kakiku Tuk Selalu Bersama Al-Furqon
Jalan Terjal Ku Tantang Tuk Mengingat-Mu
Aku Pahami Sebagai Pertanda Atas Keagungan-Mu
Sebagai Saksi Abadi Atas Keesaan-Mu
Ku Langkahkan Kakiku Tuk Mengamalkan Isi Kalam-Mu
Ku Tadahkan Tanganku Tuk Selalu Mengemis Kepada-Mu
Ku Tundukkan Kalbuku Tuk Selalu Bertaqarrub Kepada-Mu
Dan Aku Tahu……
Puisi Hancur Dihadapan Al-Quran
Syair Lemah Dihadapan Al Quran
Gubah Nadhom Tunduk Dihadapan Al Quran
Sastra Tidak Berharga Dihadapan Al-Quran
Aku Tersadar…….
Bahwa Cintaku Kepada Sang Khaliq
Akan Dapat Mendorongku Dan Memimpinku Kepada Cinta Al-Quran
Ku Pinang Kalam-Mu Dengan Pengamalanku
Siang Malam Ku Sandarkan Kalbuku Kepada-Mu
Dengan Perantara Alunan Merdu Kalam-Mu
Tuk Meraih Pinangan Ridho Dengan Jalan Kalam-Mu








SESAL, BAGAIMANA DENGANKU?


Kabut Pekat Yang Terselubung
Pada Aura Wajahku Yang Sayu
Terlena Akan Sandiwara Dunia
Hanya Permainan Belaka Yang Ada
Ku Terucap Lisanku Yang Kaku
“ Ah…..Mengapa Dengan Batinku “
Tertunduk Malu Jiwaku Yang Pekat
Akan Lautan Dosa Yang Membara
Tanpa Penyesalan Yang Berarti
Ku Bersimpuh Di Kehadirat-Mu
Menyesal……….
Sudah Lewat Katanya
Sudah Berlalu Katanya
Sudah Usang Katanya
Meratap…………..
Tiada Guna Katanya
Tiada Ma’na Katanya
Tiada Faedah Katanya
Lalu, Harus Bagaimana Jikalau Begini?
Tanya Bagaimana Akan Kalbuku Yang Hitam Pekat
Tanya Bagaimana Akan Jiwaku Yang Remuk
Tanya Bagaimana Akan Badanku Yang Lemah
Ku Bersimpuh Pada-Mu Ya Ghofur
Ku Bertaubat Pada-Mu Ya Ghoffar
Ighfir Dzunubi Ya Ghoffar, Ya Muqollibal Qulubi Tsabbit Qolbi Ala Dinika

Senin, 02 April 2012

SENDIRI TIADA ARTI


Sendiri…………
Terpaku tak sadarkan diri
Diam Tanpa Kata di Alam Hampa
Ku Termenung tatapan kosong
Menyibak Wajah Layuku yang sudah Usang
Sendiri…………
Terdiam dalam lamunan melayang
Tertunduk dalam Anganan Belaka
Ku berdiri tanpa tujuan arah
Ku berjalan melangkah dengan Asa yang membuncah
Sendiri………..
Tanpa Kawan Penenang Angan
Tanpa Lawan Penjebak Amarah
Terbayang dalam Sandiwara Pikiran
Akan Asa yang Melayang

NURUL JADID


Tertunduk Patuh ku hadapkan
Pada seberkas Cahaya yang Menyinari
Pada sebuah majlis ilmu yang begitu berkilauan
Majlis apakah yang begitu agung itu….?
Ku Tanya pada Batin Hatiku
Yang sudah bisu akan pesona Aura itu
NURUL JADID, Majlis Ilmu yang penuh barokah
1949 Silam, berdiri tegak majlis yang penuh Kemuliaan
Pohon Jati, Kelapa, Pisang menjadi saksi akan Majlis itu
Dari segelintir santri menjadi ribuan santri
Dari sebongkah gubuk menjadi bangunan bertingkat
Dari Cuma pengajian sorogan, wetonan menjadi lembaga terlengkap
Sungguh……………
Begitu Agung Namamu
Alunan Santri Melantunkan Ayat Agung
Membuatku ingin selalu mendekapmu
Inginku selalu bersamamu
Menggapai keberkahan yang Nyata dan Abadi
NURUL JADID…………..Aku Padamu

TERTAWAN DALAM PENYESALAN


Berjalan Lunglai dengan Pakaian Lusuh
Tanpa arah tujuan yang pasti
Asa yang terpendam
Sudah Usang Tanpa Jejak
Ku Meringkih dalam Penyendirian
Ku Tertawan dalam Perantauan
Lalu ku berucap “ Ah……Sudah lewat Aura Baikku “
Sudah Terpejam Mata Batinku
Sudah Terpendam Hasrat Lamunanku
Sudah Hilang Hasrat Kepastianku
Lalu ku berucap “ Sungguh Menyesal Daku “