Minggu, 08 April 2012

SESAL, BAGAIMANA DENGANKU?


Kabut Pekat Yang Terselubung
Pada Aura Wajahku Yang Sayu
Terlena Akan Sandiwara Dunia
Hanya Permainan Belaka Yang Ada
Ku Terucap Lisanku Yang Kaku
“ Ah…..Mengapa Dengan Batinku “
Tertunduk Malu Jiwaku Yang Pekat
Akan Lautan Dosa Yang Membara
Tanpa Penyesalan Yang Berarti
Ku Bersimpuh Di Kehadirat-Mu
Menyesal……….
Sudah Lewat Katanya
Sudah Berlalu Katanya
Sudah Usang Katanya
Meratap…………..
Tiada Guna Katanya
Tiada Ma’na Katanya
Tiada Faedah Katanya
Lalu, Harus Bagaimana Jikalau Begini?
Tanya Bagaimana Akan Kalbuku Yang Hitam Pekat
Tanya Bagaimana Akan Jiwaku Yang Remuk
Tanya Bagaimana Akan Badanku Yang Lemah
Ku Bersimpuh Pada-Mu Ya Ghofur
Ku Bertaubat Pada-Mu Ya Ghoffar
Ighfir Dzunubi Ya Ghoffar, Ya Muqollibal Qulubi Tsabbit Qolbi Ala Dinika

4 komentar:

  1. tak pernah sedikitpun terlintas daLam benak ...
    membisu dan terpaku ...
    terbuai Q akan setiap goresan yang kaU ukir...

    "Subhanallah"..
    hanya itu yang mampu terlontar
    begitu indahnya alunan syair yang jaU ukir ya sohibi.. :)

    BalasHapus
  2. Hanya dengan Proses Ketawadhu'anku, ....
    Akupun Merasa Malu...
    Bahkan Duniapun Merasa Malu..

    BalasHapus
  3. knapa dunia harus merasa malu,
    jikalau yang ada di dunia ini seorang spt engkau...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena Sang Rembulan Masih Proses Terbit, Keredupan Sang rembulan Butuh Proses dan Penantian Untuk Terbit Terang

      Hapus