Kabut
Pekat Yang Terselubung
Pada
Aura Wajahku Yang Sayu
Terlena
Akan Sandiwara Dunia
Hanya
Permainan Belaka Yang Ada
Ku
Terucap Lisanku Yang Kaku
“
Ah…..Mengapa Dengan Batinku “
Tertunduk
Malu Jiwaku Yang Pekat
Akan
Lautan Dosa Yang Membara
Tanpa
Penyesalan Yang Berarti
Ku
Bersimpuh Di Kehadirat-Mu
Menyesal……….
Sudah
Lewat Katanya
Sudah
Berlalu Katanya
Sudah
Usang Katanya
Meratap…………..
Tiada
Guna Katanya
Tiada
Ma’na Katanya
Tiada
Faedah Katanya
Lalu,
Harus Bagaimana Jikalau Begini?
Tanya
Bagaimana Akan Kalbuku Yang Hitam Pekat
Tanya
Bagaimana Akan Jiwaku Yang Remuk
Tanya
Bagaimana Akan Badanku Yang Lemah
Ku
Bersimpuh Pada-Mu Ya Ghofur
Ku
Bertaubat Pada-Mu Ya Ghoffar
Ighfir
Dzunubi Ya Ghoffar, Ya Muqollibal Qulubi Tsabbit Qolbi Ala Dinika
tak pernah sedikitpun terlintas daLam benak ...
BalasHapusmembisu dan terpaku ...
terbuai Q akan setiap goresan yang kaU ukir...
"Subhanallah"..
hanya itu yang mampu terlontar
begitu indahnya alunan syair yang jaU ukir ya sohibi.. :)
Hanya dengan Proses Ketawadhu'anku, ....
BalasHapusAkupun Merasa Malu...
Bahkan Duniapun Merasa Malu..
knapa dunia harus merasa malu,
BalasHapusjikalau yang ada di dunia ini seorang spt engkau...
Karena Sang Rembulan Masih Proses Terbit, Keredupan Sang rembulan Butuh Proses dan Penantian Untuk Terbit Terang
Hapus